Penanganan Untuk Penderita Lupus

Penanganan Untuk Penderita Lupus

Tidak ada obat untuk lupus. Pengobatan meliputi penanganan gejala dengan kombinasi obat dan perubahan gaya hidup.

Kunjungan dokter reguler dan tes laboratorium diperlukan untuk menentukan seberapa baik pengobatan dilakukan dan untuk memantau potensi efek samping. Kunjungan dan pemantauan kantor yang lebih sering mungkin diperlukan pada awalnya, atau jika aktivitas penyakit tetap tinggi. Pengobatan lupus ringan mungkin memerlukan pemantauan setiap 6 sampai 12 bulan.

Ada obat berikut digunakan untuk mencegah flare lupus dan mengobati gejala.

Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Banyak penderita lupus memakai NSAID untuk mengatasi nyeri sendi dan pembengkakan. NSAID seperti aspirin, naproxen dan ibuprofen dapat dibeli di atas meja, tapi resep diperlukan untuk yang lebih kuat.

Kortikosteroid, seperti prednisone, dapat membantu mengurangi peradangan. Terkadang steroid digunakan selama beberapa minggu sampai obat lain yang lebih lambat bisa menjadi efektif. Karena banyak efek sampingnya, dosis serendah mungkin harus digunakan untuk jangka waktu terpendek. Biasanya kortikosteroid diberikan melalui mulut sebagai pil atau cairan. Namun, beberapa bentuk bisa diberikan sebagai suntikan ke sendi atau otot, atau sebagai infus ke pembuluh darah. Penting untuk menghentikan steroid (taper off) perlahan-lahan, bukannya menghentikannya tiba-tiba.

Obat antirematik modifikasi penyakit (DMARDs). DMARDs melakukan lebih dari sekedar mengobati gejala lupus. Penelitian telah menunjukkan bahwa mereka dapat memodifikasi jalannya penyakit, mencegah perkembangan dan memperlambat kerusakan sendi. DMARD sering digunakan dengan NSAID. Hydroxychloriquine umumnya diresepkan untuk penderita lupus. Hal ini dapat menyebabkan perubahan penglihatan pada beberapa orang, jadi penting untuk melakukan pemeriksaan penglihatan secara teratur. Hydroxychloriquine efektif dalam mencegah flare.

Penghambat spesifik BLyS. Belimumab adalah salah satu obat tersebut. Ini disetujui pada tahun 2011 sebagai obat pertama yang khusus untuk pengobatan lupus dalam 50 tahun. Ini menekan autoantibodi pada penderita lupus. Meskipun telah terbukti membantu beberapa penderita lupus, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan efikasi dan keamanan jangka panjangnya.
Agen imunosupresif / kemoterapi. Pada kasus lanjutan lupus, obat-obatan seperti azathioprine, methotrexate dan cyclophosphamide dapat digunakan untuk menekan sistem kekebalan tubuh. Jenis terapi ini dapat membantu mencegah kerusakan organ; Namun, hal itu menyebabkan efek samping yang parah serta ketidaksuburan pada wanita. Orang-orang yang menjalani terapi imunosupresif harus dipantau secara ketat oleh dokter.

Diet dan olahraga

Diet dan aktivitas fisik juga merupakan bagian penting dari perawatan. Dengan diet seimbang harus terdiri dari buah-buahan, sayuran dan biji-bijian, serta susu rendah lemak dan sumber protein yang ramping. Carilah makanan tinggi omega-3, yang seharusnya mengurangi peradangan.

Istirahat dan aktivitas fisik juga penting. Bila penyakit aktif dan persendian terasa nyeri, bengkak atau kaku, penting untuk beristirahat untuk mengurangi peradangan dan kelelahan. Ketika aktivitas penyakit rendah, bagaimanapun, sangat penting untuk berolahraga secara teratur, yang mencakup aktivitas aerobik berdampak rendah, penguatan otot dan latihan fleksibilitas.