Diet Untuk Penderita Penyakit Lupus

Diet Untuk Penderita Penyakit Lupus

Meski klaim sering dilakukan di Internet, tidak ada standar diet untuk penderita lupus.

Meski begitu, kebanyakan dokter sepakat bahwa menerapkan kebiasaan makan sehat bisa bermanfaat.

Cobalah untuk makan buah-buahan segar, sayuran, biji-bijian, dan daging tanpa lemak.

Anda mungkin ingin menghindari kecambah bawang putih dan alfalfa jika Anda menderita lupus. Beberapa orang melaporkan bahwa mereka memburuk saat mereka mengkonsumsi makanan ini.

Jika Anda mengkonsumsi kortikosteroid, dokter Anda mungkin menyuruh Anda membatasi konsumsi lemak dan garam Anda. Ini akan meningkatkan asupan kalsium Anda. Makanan kaya kalsium termasuk produk susu dan sayuran hijau gelap.

Makanan yang tinggi asam lemak omega-3 dapat membantu menurunkan peradangan. Ini merupakan makanan termasuk ikan sarden, salmon, makarel, biji rami, dan biji chia.

Alkohol dapat berinteraksi dengan obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati lupus. Bicaralah dengan dokter Anda tentang berapa banyak alkohol yang aman untuk Anda minum.

Harapan Hidup Lupus

Menurut Lupus Foundation of America, antara 80 dan 90 persen penderita lupus yang mendapat perawatan yang tepat dapat berharap memiliki masa hidup normal.

Lupus bisa berakibat fatal, namun sebagian besar penderita penyakit hidup lama, hidup produktif.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prognosis Anda meliputi:

Jenis Kelamin: Pria cenderung memiliki jenis lupus yang lebih parah daripada wanita.

Studi menunjukkan bahwa pria lebih mungkin mengalami kerusakan ginjal dan lebih mungkin memiliki bentuk aktif lupus sejak dini pada penyakit mereka.

Usia: Pada orang yang memiliki gejala lupus pertama sebelum usia 16 tahun, kemungkinan besar kondisi tersebut akan melibatkan sistem saraf dan ginjal mereka.

Orang yang menunjukkan gejala lupus pertama mereka setelah usia 50 cenderung memiliki prognosis yang buruk.

Ras: Orang-orang keturunan Hispanik, Asia, dan Afrika mendapatkan lupus lebih sering dan memiliki prognosis yang lebih buruk daripada orang kulit putih.

Peningkatan kejadian lupus pada kelompok ras ini mungkin disebabkan oleh genetika, namun beberapa prognosis yang lebih buruk mungkin disebabkan oleh faktor sosial ekonomi, seperti akses terhadap perawatan kesehatan.