Resiko Lupus Hampir 3 Kali Lipat Setelah Trauma

Resiko Lupus Hampir 3 Kali Lipat Setelah Trauma

Sebuah studi baru memperluas risiko kesehatan fisik yang terkait dengan gangguan stres pasca trauma. Penemuan ini menemukan bahwa kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko lupus hampir tiga kali lipat. Terlebih lagi, para peneliti menemukan bahwa paparan terhadap kejadian traumatis(jika tidak ada gangguan stres pasca trauma) dapat meningkatkan risiko lupus.

Pemimpin studi Dr. Andrea Roberts, dari Harvard T.H. Chan School of Public Health di Boston, MA, dan rekannya baru-baru ini melaporkan hasilnya di jurnal Arthritis & Rheumatology.

PTSD adalah kondisi kesehatan mental yang mungkin timbul setelah menyaksikan atau terlibat dalam kejadian traumatis, seperti kecelakaan kendaraan bermotor atau pertarungan militer.

Menurut Departemen Urusan Veteran Amerika Serikat, sekitar 8 juta orang dewasa di A.S. memiliki PTSD pada suatu tahun tertentu. 7 sampai 8 persen populasi negara tersebut akan mengembangkan kondisinya dalam masa hidup mereka.

Sudah tentu bahwa PTSD dapat meningkatkan risiko kecemasan dan depresi, namun kurang diketahui tentang bagaimana PTSD dapat mempengaruhi kesehatan fisik.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan PTSD berisiko lebih tinggi mengalami gagal jantung. Penelitian lain menemukan hubungan antara PTSD dan risiko gangguan autoimun yang lebih besar.

Studi baru dari Dr. Roberts dan rekannya memberikan bukti lebih lanjut tentang yang terakhir ini, setelah menghubungkan trauma psikososial dan PTSD dengan kemungkinan lupus eritematosus sistemik (SLE) yang lebih tinggi, yang merupakan bentuk lupus yang paling umum.

PTSD menimbulkan risiko SLE hampir tiga kali lipat

Lupus adalah penyakit autoimun dimana sistem kekebalan tubuh salah menyerang sel sehat dan jaringan, menyebabkan peradangan. Di SLE, berbagai bagian tubuh bisa terkena, termasuk kulit, persendian, ginjal, jantung, dan otak.

Menurut Aliansi Penelitian Lupus, ada sekitar 1,5 juta orang di A.S. yang hidup dengan lupus. Data ini menunjukkan lebih dari 90 persen kasus terjadi pada wanita berusia antara 15 dan 44 tahun.

Studi baru ini mencakup data 54.763 wanita A.S., semuanya dinilai untuk PTSD dan terpapar trauma dengan menggunakan Skala Skrining Pendek untuk DSM-IV PTSD dan Kuesioner Trauma Singkat.

Lebih dari 24 tahun masa tindak lanjut, tim tersebut menilai catatan medis wanita tersebut dan menggunakan kriteria American College of Rheumatology untuk menentukan kejadian SLE. Sebanyak 73 kasus SLE terjadi.

Para peneliti menemukan bahwa wanita yang memenuhi kriteria untuk PTSD adalah 2,94 kali lebih mungkin untuk mengembangkan SLE dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami trauma.

Selanjutnya, hasilnya menunjukkan bahwa wanita yang pernah terpapar trauma apa pun – terlepas dari apakah mereka memiliki gejala PTSD – memiliki risiko SLE sebesar 2,87 kali lebih besar.

Menurut para peneliti, temuan mereka memberikan bukti lebih lanjut bahwa trauma psikososial dapat meningkatkan kemungkinan penyakit autoimun.